Santri perlu cerdas emosi dalam belajar,   dalam berinteraksi selama di pondok atau mahad. Bertempat di SMA Qur’an As-Salaam.

“Training ini diadakan agar para santri paham apa itu kecerdasan emosional, apa fungsi dan dampak yang dapat terjadi pada diri masing – masing santri baik saat ini dan dimasa depan serta memberikan contoh-contoh dan cara bagaimana mereka dapat mengelola kecerdasan emosi,” kata Suhartono, Kepala SmA Quran As-Salaam. 

Training dilaksanakan pada Rabu-Kamis, 11-12 Desember 2024. Diikuti seluruh santri kelas XA dan XB berjumlah 44 orang.  Erning Kumala Dewi, S.Pd. sebagai narasumber sekaligus guru BK menjelaskan, “Kecerdasan emosi sangat penting kita miliki. Apalagi dalam bergaul di kelas dan dipondok. Santri yang cerdas emosi pastinya akan punya adab dan akhlak yang baik.”

Setelah mengikuti traning, para santri diminta untuk membuat drama singkat dengan membuat kelompok dan menampilkan drama dengan topik yang telah dibahas dalam training.

Salah satu santri ikhwan, Hanif berkomentar “Kita harus bisa mengontrol emosi negatif kita agar tidak berdampak pada diri kita dan orang lain”

Santri akhwat, Indira juga berujar tentang hikmah training ini, “emosi adalah sesuatu yang bisa dilihat yaitu mengenai perasaan, emosi dibagi menjadi 2 yaitu intrapersonal adalah bagaimana cara kita mengenal emosi terhadap diri sendiri dan emosional adalah sesuatu yang bisa berdampak pada masyarakat, jadi jangan suka berantem hingga terdengar ke luar karena itu dapat menyebabkan terganggunya kecerdasan emosi”

Categories: BERITA

8 Comments

Rakha Febrian · December 18, 2024 at 3:51 am

Training yang baik dan positif agar para santri dapat menjadi seorang cendikiawan yang dapat mengolah emosionalnya masing-masing

Muhammad Alif Ad Dzikry · December 18, 2024 at 3:52 am

Masyaallah… training menjadi santri yang cerdas emosi ini bermotivasi sekali dan ada manfaat nya juga bagi kita semua santri

Muhammad Azzura Rayadi · December 18, 2024 at 3:54 am

Saya merasa sangat terinspirasi dan mendapatkan banyak wawasan baru yang berharga setelah mengikuti seminar tentang kecerdasan emosi (EQ). Seminar ini membuka mata saya tentang betapa pentingnya memahami dan mengelola emosi, baik dalam diri sendiri maupun dalam interaksi dengan orang lain.

Salah satu hal yang paling mencolok adalah bagaimana kecerdasan emosi dapat memengaruhi kualitas hubungan kita. Saya belajar bahwa kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain, serta menanggapi dengan empati, dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat dan saling mendukung. Ini sangat relevan, terutama dalam konteks kerja di mana kolaborasi dan komunikasi yang baik sangat diperlukan.

Murad Fatih · December 18, 2024 at 3:56 am

Alhamdulillah dengan acara ini, santri dapat mengetahui lebih dalam tentang kecerdasan emosional.

Dhika Ramadhani · December 18, 2024 at 3:57 am

Masyaallah,semoga acara ini bisa membimbing kita menjadi pribadi yg lebih baik kedepannya

Aliy Mushlih Ahmad · December 18, 2024 at 3:59 am

Training kecerdasan emosional yang diadakan di SMA Qur’an As-Salaam menjadi langkah penting dalam membekali para santri dengan keterampilan yang sangat dibutuhkan, baik dalam konteks belajar maupun berinteraksi sosial di pondok. Kecerdasan emosional tidak hanya berhubungan dengan pengelolaan perasaan diri sendiri, tetapi juga bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain secara positif.

Kepala SMA Qur’an As-Salaam, Suhartono, mengungkapkan bahwa tujuan dari training ini adalah agar para santri bisa lebih memahami pentingnya kecerdasan emosional. Hal ini menjadi bekal bagi mereka untuk menghadapi tantangan kehidupan, baik saat ini maupun di masa depan. Sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren, SMA Qur’an As-Salaam tidak hanya fokus pada pembelajaran akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter santri yang mencakup aspek emosional dan sosial mereka.

Erning Kumala Dewi, S.Pd., guru BK dan narasumber dalam training ini, dengan jelas menyampaikan pentingnya kecerdasan emosi dalam berinteraksi, terutama di lingkungan pesantren dan sekolah. Seorang santri yang memiliki kecerdasan emosional akan mampu menjaga adab dan akhlak yang baik, baik dalam hubungan dengan teman, guru, maupun lingkungan sekitar. Ini adalah landasan penting dalam membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional.

Pelatihan ini juga diikuti oleh seluruh santri kelas XA dan XB, yang berjumlah 44 orang. Sebagai bagian dari kegiatan, santri diminta untuk berlatih dalam bentuk drama singkat, yang mengharuskan mereka untuk mempraktekkan materi yang telah dipelajari dalam bentuk yang lebih aplikatif. Ini adalah cara yang menyenangkan dan efektif untuk memahami bagaimana mengelola emosi dalam berbagai situasi.

Beberapa komentar dari santri menunjukkan betapa mereka mulai memahami pentingnya kecerdasan emosional. Hanif, salah satu santri ikhwan, menegaskan bahwa kita harus bisa mengontrol emosi negatif agar tidak merusak diri sendiri dan orang lain. Sementara itu, Indira, santri akhwat, menambahkan bahwa emosi bisa dilihat dari perasaan seseorang, dan ada dua jenis emosi yang perlu dipahami: intrapersonal (memahami emosi diri sendiri) dan interpersonal (memahami dampak emosi terhadap orang lain). Baginya, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dan tidak mudah terbawa emosi yang bisa merusak hubungan sosial.

Dengan adanya training ini, diharapkan para santri SMA Qur’an As-Salaam dapat lebih matang dalam mengelola emosi mereka, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam hubungan mereka dengan sesama. Ini adalah investasi jangka panjang dalam membentuk generasi yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam akhlak dan kepribadian.

Muhammad Nabil Fajri · December 18, 2024 at 3:59 am

Ternyata bukan IQ saja yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, EQ (Emotional Quotient) Juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun Kita memiliki IQ yang tinggi tapi jika Kita memiliki EQ yang rendah maka Kita akan kesulitan dalam keseharian Kita.

Ibrahim Hafizhuddin · December 18, 2024 at 4:02 am

Alhamdulillah, karna adanya training menjadi santri yang cerdas emosi kita jadi faham bahwa kita harus pintar emosi juga, bukan hanya pintar segi mata pelajaran saja.

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *